Anatomi tumbuhan Citrus aurantifolia
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus aurantifolia
Nama umum : Jeruk nipis
Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan perdu
yang menghasilkan buah dengan nama sama. Tumbuh
an ini dimanfaatkan buahnya, yang biasanya bulat, berwarna
hijau atau kuning, memiliki diameter 3-6 cm, memiliki rasa asam dan agak
pahit,agak serupa rasanya dengan lemon.Jeruk nipis, yang sering dinamakan
secara salah kaprah sebagai jeruk limau, dipakai perasan isi buahnya
untuk memasamkan makanan, seperti pada soto.
Morfologi :
Tanaman citrus
ini memiliki batang yang tergolong dalam batang berkayu (lignosus), yaitu
batang yang biasanya keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri dari kayu.
Batangnya berbentuk bulat ( teres ), berduri (spinosus) pendek,dan kaku juga
tajam. Selain itu arah tumbuh batangnya mengangguk ( nutans), dimana batangnya
tumbuh tegak lurus ke atas tetapi ujungnya lalu membengkok lagi ke bawah.
2.
Daun
Makroskopis : -daunnya berwarna hijau dan berwarna segar, tetapi kalau sudah tua warna kulitnya menjadi kuning,tangkai daun bersayap sempit.
-helaian daun
berbentuk jorong sampai bundar telur lonjong,paangkal bulat,ujung tumpul,tepi
beringgit,permukaan atas berwarna hijau tua mengkilap, permukaan bagian bawah
daun berwarna hijau muda.
Mikroskopis : - pada penampang
melintang melalui tulang daun tampakepidermis sel berbentuk segi empat
memanjang,terdapat lapisan kutikula.
-epidermis
bawah terdiri dari 1 lapis sel serupa dengan sel epidermis atas dengan ukuran
sel lebih kecil terhadap stomata.
Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari dua lapisan sel,
berbentuk silindrik, tersusun agak rapat, terdapat Kristal kalsium oksalat
berbentuk prisma, rongga minyak berbentuk skilzolisigen dan terdapat banyak di
bagian atas daun,jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel, bentuk
polygonal,berkas pembuluh tipe kolateral, dikelilingi serabut sklerenkim. Stomata
tipe parastik.
Termasuk dalam
bunga mjemuk ( inflorescentia), tersusun dalam malai yang keluar dari ketiak
daun,bunga berbentuk bintang,berwarna putih dan baunya harum.
4.
Buah
Jeruk (fructus)
Buah rasanya
masam. Buah buni, berbentuk bulat sampai bulat telur, permukaan licin dan
berkulit tipis. Kulit buahnya memiliki 3 lapisan yaitu
1.
Lapisan luar yang kaku menjangat dan mengandung
banyak kelenjar minyak astiri, yang mula – mula berwarna hijau, tetapi jika
buah masak warnanya berubah menjadi kuning atau jingga. Lapisan ini disebut
flavedo.
2.
Lapisan tengah yang bersifat seperti spon,
terdiri atas jaringan bunga karang yang biasanya berwarna putih, dinamakan
albedo.
3.
Lapisan dalam yang bersekat – sekat, hingga
terbentuk beberapa ruangan. Di dalam ruangan terdapat gelembung – gelembung
berair dan bijinya terdapat bebas di antara gelembung – gelembung ini.
5. Kulit buah jeruk nipis
Makroskopis : - kepingan panjang
atau berbentuk spiral, melengkung atau datar dan keras.
-permukaan luar berbenjol –
benjol,parut gagang buah berupa
lingkaran lebih menonjol.
-permukaan dalam lebih rata,
warna putih dengan bercak kuning
kecoklatan dan bintik – bintik
rongga minyak dengan warna kehijauan. Mikroskopis :- epidermis terdiri dari
selapis sel bentuk empat persegi panjang,berkutikula.
- Flavedo berupa jaringan parenkim,berupa sel
berisi Kristal kalsium oksalatberbentuk prisma.
-
Albedo berupa jaringan parenkim, ukuran sel
lebih besar dari flavedo, makin ke dalam dinding sel makin tebal.
-
Pada albedo dan flavedo terdapat rongga minyak
skizo lisigen, ukuran beraneka ragam.
-
Berkas pengangkut tipe kolateral.
6. Biji
Bijinya banyak. Kecil-
kecil,licin.bulat telur sungsang. Biji Citrus ini juga memiliki lapisan luar (
testa ) dan lapisan kulit dalam ( tegmen ).
Jenis akar
dari tanaman jeruk nipis ini adalah akar tunggang atau akar primer dimana
berkembang melalui apex embrio yang ditentukan, dari semula untuk menjadi akar,
dan dari perisikel bagian – bagian akar yang relative matang atau dari bagian –
bagian lain tubuh tumbuhan tersebut.
Ciri Khas:
- Daunnya berbentuk bulat telur
- Bunganya putih, bentuknya seperti bintang
- Buahnya berbentuk bulat
- Batang kayunya cukup keras
- Daunnya berbentuk bulat telur
- Bunganya putih, bentuknya seperti bintang
- Buahnya berbentuk bulat
- Batang kayunya cukup keras
Habitat: Umumnya tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian
± 500 m dpl.
.
Kandungan Jeruk Nipis
Kandungan
jeruk nipis setiap 100 g
nya, terdapat 51 kal kalori, 0,9 g protein, 0,2 g lemak, 11,4 gkarbohidrat, 0,5
g mineral, 33 mg kalsium, 23 mg fosfor, 0,4 mg besi, dan 49 mgasam askorbat. Jeruk
nipis juga mengandung asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri
(sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat,
linali-lasetat, aktilaldehid, nildehid) damar, glikosida, asam sitrun, vitamin
B1, dan C.
Si buah bulat yang asam ini ternyata memiliki banyak sekali manfaat dan khasiat. Air buah jeruk nipis bisa dijadikan sebagai penyedap masakan, bahan pembuat asam sitrat, bahkan dapat membersihkan karat pada logam dan kulit yang kotor. Berikut akan dijabarkan tips bagaimana memanfaatkan jeruk nipis.
Manfaat dan khasiat jeruk nipis bagi kesehatan :
Si buah bulat yang asam ini ternyata memiliki banyak sekali manfaat dan khasiat. Air buah jeruk nipis bisa dijadikan sebagai penyedap masakan, bahan pembuat asam sitrat, bahkan dapat membersihkan karat pada logam dan kulit yang kotor. Berikut akan dijabarkan tips bagaimana memanfaatkan jeruk nipis.
Manfaat dan khasiat jeruk nipis bagi kesehatan :
- Ambeien
Ambil 10 gr
akar pohon jeruk nipis, cuci bersih. Rebus dengan 1 liter air selama
kurang lebih 30 menit, saring. Diminum 3 kali sehari dalam keadaan
hangat-hangat.
- Amandel
Siapkan 3
buah jeruk nipis, ambil bagian kulitnya saja kemudian dicuci bersih dan
dipotong-potong. Rebus dengan 2 gelas air hingga tersisa ¾ bagian.
Gunakan air rebusan tersebut untuk berkumur, lakukan secara rutin 3-4 kali
sehari.
- Batuk Disertai Influenza
Ambil sebuah
jeruk nipis masak dengan kandungan air yang cukup banyak dan peras sarinya.
Seduh air perasan jeruk nipis tersebut dengan 60 cc air panas dan tambahkan ½
sendok the air kapur sirih, aduk rata. Minum ramuan ini 2 kali sehari 2 sendok
makan.
- Batu Ginjal
Ambil 2 buah
jeruk nipis kampung, diperas sarinya dan diencerkan dengan 2 gelas air hangat.
Minum ramuan ini secar rutin selama 10 hari sehabis makan malam.
Manfaat jeruk nipis bagi kecantikan :
- Jerawat
Salah satu
manfaat jeruk nipis adalah menghilangkan jerawat secara alami. Cara cukup
dengan mengiris satu buah jeruk nipis dan gosokkan pada kulit wajah.
- Mencegah Rambut Rontok atau Berketombe
Siapkan dua
buah jeruk nipis dan potong masing-masing menjadi 3 bagian, oleskan secara
merata pada kulit kepala. Bungkus rambut menggunakan handuk semalaman,
keramaslah pada keesokan harinya. Lakukan secara rutin 3 kali seminggu.
- Melangsingkan Badan
Buatlah
secangkir hangat teh hijau kemudian tambahkan air perasan satu buah jeruk
nipis. Lakukan setiap hari secara rutin pada pagi dan sore hari.
Teknik
Budidaya Jeruk Nipis
I. PENDAHULUAN
4.6. Penggunaan Hormonik
Hormonik dapat diberikan terutama setelah tanaman berumur 2 tahun, atau diberikan sejak awal lebih bagus. Caranya melalui penyiraman atau penyemprotan bersama dengan POC NASA (3-5 tutup POC NASA ditambah 1 tutup Hormonik).
4.7.Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan berlebih. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
4.8. Penjarangan Buah
Pada saat pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan, bobot buah serta kualitas buah. Buah yang dibuang meliputi buah sakit, tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama dan sisakan hanya 2-3 buah.
V. Hama dan Penyakit
5.1. Hama
a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR. Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, buang bagian yang terserang.
b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian diserang : tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.
c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian diserang : daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan dengan PESTONA. Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian diserang : tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan PESTONA atau Natural BVR.
e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian diserang : buah. Gejala: lubang gerekan buah keluar getah. Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi, disemprot PESTONA pada buah berumur 2-5 minggu.
f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian diserang : tunas, daun muda dan pentil. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan PESTONA
g. Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian diserang : tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari masuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan PESTONA atau Natural BVR.
h. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian diserang : tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan PESTONA. atau Natural BVR. Cegah datangnya semut sebagai vektor kutu.
i. Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian diserang : buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan Perangkap lalat Buah.
5.2. Penyakit
a. CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan bibit tanaman bebas CVPD. Lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan Pestona atau Natural BVR untuk mengendalikan vektor.
b. Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian diserang : batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi. Bekas potongan diolesi POC NASA + Hormonik + Natural GLIO. POC NASA dan Hormonik bukan berfungsi mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan daya tahan terhadap serangan penyakit.
c. Embun tepung
Penyebab: jamur Oidium tingitanium. Bagian diserang : daun dan tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
d. Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian diserang : daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
e. Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian diserang : buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, gunakan Natural GLIO awal tanam
f. Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae. Bagian diserang : akar, pangkal batang serta daun di bagian ujung. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. gunakan Natural GLIO pada awal tanam
g. Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga. Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
h. Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian diserang : batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi fungisida yang mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong cabang yang terinfeksi.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
4.6. Penggunaan Hormonik
Hormonik dapat diberikan terutama setelah tanaman berumur 2 tahun, atau diberikan sejak awal lebih bagus. Caranya melalui penyiraman atau penyemprotan bersama dengan POC NASA (3-5 tutup POC NASA ditambah 1 tutup Hormonik).
4.7.Pengairan dan Penyiraman
Penyiraman jangan berlebih. Tanaman diairi sedikitnya satu kali dalam seminggu pada musim kemarau. Jika air kurang tersedia, tanah di sekitar tanaman digemburkan dan ditutup mulsa.
4.8. Penjarangan Buah
Pada saat pohon jeruk berbuah lebat, perlu dilakukan penjarangan supaya pohon mampu mendukung pertumbuhan, bobot buah serta kualitas buah. Buah yang dibuang meliputi buah sakit, tidak terkena sinar matahari (di dalam kerimbunan daun) dan kelebihan buah di dalam satu tangkai. Hilangkan buah di ujung kelompok buah dalam satu tangkai utama dan sisakan hanya 2-3 buah.
V. Hama dan Penyakit
5.1. Hama
a. Kutu loncat (Diaphorina citri.)
Bagian diserang : tangkai, kuncup daun, tunas, daun muda. Gejala: tunas keriting, tanaman mati. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR. Penyemprotan dilakukan menjelang dan saat bertunas, buang bagian yang terserang.
b. Kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis gossypii.)
Bagian diserang : tunas muda dan bunga. Gejala: daun menggulung dan membekas sampai daun dewasa. Pengendalian: menggunakan PESTONA atau Natural BVR.
c. Ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella.)
Bagian diserang : daun muda. Gejala: alur melingkar transparan atau keperakan, tunas/daun muda mengkerut, menggulung, rontok. Pengendalian: semprotkan dengan PESTONA. Kemudian daun dipetik dan dibenamkan dalam tanah.
d. Tungau (Tenuipalsus sp. , Eriophyes sheldoni Tetranychus sp)
Bagian diserang : tangkai, daun dan buah. Gejala: bercak keperak-perakan atau coklat pada buah dan bercak kuning atau coklat pada daun. Pengendalian: semprotkan PESTONA atau Natural BVR.
e. Penggerek buah (Citripestis sagittiferella.)
Bagian diserang : buah. Gejala: lubang gerekan buah keluar getah. Pengendalian: memetik buah yang terinfeksi, disemprot PESTONA pada buah berumur 2-5 minggu.
f. Kutu penghisap daun (Helopeltis antonii.)
Bagian diserang : tunas, daun muda dan pentil. Gejala: bercak coklat kehitaman dengan pusat berwarna lebih terang pada tunas dan buah muda, bercak disertai keluarnya cairan buah yang menjadi nekrosis. Pengendalian: semprotkan PESTONA
g. Thrips (Scirtotfrips citri.)
Bagian diserang : tangkai dan daun muda. Gejala: helai daun menebal, tepi daun menggulung ke atas, daun di ujung tunas menjadi hitam, kering dan gugur, bekas luka berwarna coklat keabu-abuan kadang disertai nekrotis. Pengendalian: menjaga agar tajuk tanaman tidak terlalu rapat dan sinar matahari masuk ke bagian tajuk, hindari memakai mulsa jerami. Kemudian gunakan PESTONA atau Natural BVR.
h. Kutu dompolon (Planococcus citri.)
Bagian diserang : tangkai buah. Gejala: berkas berwarna kuning, mengering dan buah gugur. Pengendalian: gunakan PESTONA. atau Natural BVR. Cegah datangnya semut sebagai vektor kutu.
i. Lalat buah (Dacus sp.)
Bagian diserang : buah yang hampir masak. Gejala: lubang kecil di bagian tengah, buah gugur, belatung kecil di bagian dalam buah. Pengendalian: gunakan Perangkap lalat Buah.
5.2. Penyakit
a. CVPD
Penyebab: Bacterium like organism dengan vektor kutu loncat Diaphorina citri. Bagian yang diserang: silinder pusat (phloem) batang. Gejala: daun sempit, kecil, lancip, buah kecil, asam, biji rusak dan pangkal buah oranye. Pengendalian: gunakan bibit tanaman bebas CVPD. Lokasi kebun minimal 5 km dari kebun jeruk yang terserang CVPD. Gunakan Pestona atau Natural BVR untuk mengendalikan vektor.
b. Blendok
Penyebab: jamur Diplodia natalensis. Bagian diserang : batang atau cabang. Gejala: kulit ketiak cabang menghasilkan gom yang menarik perhatian kumbang, warna kayu jadi keabu-abuan, kulit kering dan mengelupas. Pengendalian: pemotongan cabang terinfeksi. Bekas potongan diolesi POC NASA + Hormonik + Natural GLIO. POC NASA dan Hormonik bukan berfungsi mengendalikan Blendok, namun dapat meningkatkan daya tahan terhadap serangan penyakit.
c. Embun tepung
Penyebab: jamur Oidium tingitanium. Bagian diserang : daun dan tangkai muda. Gejala: tepung berwarna putih di daun dan tangkai muda. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
d. Kudis
Penyebab: jamur Sphaceloma fawcetti. Bagian diserang : daun, tangkai atau buah. Gejala: bercak kecil jernih yang berubah menjadi gabus berwarna kuning atau oranye. Pengendalian: pemangkasan teratur, gunakan Natural GLIO pada awal tanam.
e. Busuk buah
Penyebab: Penicillium spp. Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian diserang : buah. Gejala: terdapat tepung-tepung padat berwarna hijau kebiruan pada permukaan kulit. Pengendalian: hindari kerusakan mekanis, gunakan Natural GLIO awal tanam
f. Busuk akar dan pangkal batang
Penyebab: jamur Phyrophthora nicotianae. Bagian diserang : akar, pangkal batang serta daun di bagian ujung. Gejala: tunas tidak segar, tanaman kering. Pengendalian: pengolahan dan pengairan yang baik, sterilisasi tanah pada waktu penanaman, buat tinggi tempelan minimum 20 cm dari permukaan tanah. gunakan Natural GLIO pada awal tanam
g. Buah gugur prematur
Penyebab: jamur Fusarium sp. Colletotrichum sp. Alternaria sp. Bagian yang diserang: buah dan bunga. Gejala: dua-empat minggu sebelum panen buah gugur. Pengendalian: gunakan Natural GLIO pada awal tanam
h. Jamur upas
Penyebab: Upasia salmonicolor. Bagian diserang : batang. Gejala: retakan melintang pada batang dan keluarnya gom, batang kering dan sulit dikelupas. Pengendalian: kulit yang terinfeksi dikelupas dan diolesi fungisida yang mengandung tembaga atau belerang, kemudian potong cabang yang terinfeksi.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
2 komentar:
Makasih ya atas informasi yang diberikan sangat menambah pengetahuan.
Salam kenal dari
Kolang kaling
makasih yaa informasinya~
Posting Komentar